Rabu, 05 Juni 2013

Tugas IBD ke 3 Perbedaan kebudayaan antara Indonesia dengan Singapura

Berikut ini Perbedaan kebudayaan antara Indonesia dengan Singapura antara lain:
kedisiplinan dan ketertiban yang ada di Singapura
 sangat berbeda dengan yang ada di Indonesia. Masyarat Singapura sangat menaati peraturan yang berlaku, seperti hampir tidak ada orang yang melanggar lalu lintas contohnya ketika lampu lalu lintas berwarna merah para pengendara akan berhenti sampai lampu berwarna hijau. Sepanjang perjalanan Singapura tidak pernah tendengar bunyi klakson yang bertubi-tubi seperti di Indonesia. Meskipun dalam antrean panjang, mereka sangat sabar. Tidak ada umpatan kata-kata kotor atau bunyi klakson ketika ada pejalan kaki/kendaraan lain yang nylonong masuk.

Di Singapura, kedisiplinan dan budaya bersih ditanamkam sejak usia dini.
Perilaku disiplin dan hidup bersih ditanamkan sewaktu mereka masih duduk di bangku sekolah. Kita bisa menyaksikan sendiri bagaimana disiplin perilaku warganegara dalam menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan. Contohnya Ketika berada di salah satu kawasan perdagangan, terlihat ada seorang anak kecil yang sengaja turun dari mobilnya hanya “sekedar” membuang bungkus permen ke tempat bak sampah. Kita semua sangat memahami bahwa perilaku warga negara yang sedemikan hebat ini tentu tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan saja. Pemerintah sebagai institusi yang diberi mandat oleh rakyat untuk “Mengatur” juga memiliki peran dan tanggung jawab yang besar terhadap ketertiban perilaku warganya.

Pemerintah Singapura berupaya protektif terhadap warganya
Hal ini ditunjukkan dengan memberlakukan peraturan yang sangat ketat dalam makan minum sembarangan, perdagangan rokok, dan kendaraan bermotor. Maka di Singapura tidak akan dijumpai orang yang makan minum dan merokok di sembarang tempat. Menurut informasi pemerintah bersikap  tegas dengan memberlakukan tarif yang sangat mahal terhadap rokok dan motor tersebut. Maka kalau ada orang bertanya, benda apa yang paling mahal di Singapura? Jawabannya yaitu rokok dan sepeda motor. Harga rokok kretek di Singapura amat mahal. Pajak cukainya saja Sangat tinggi sekitar Rp 80.000 jika dirupiahkan

Kebijakan itu diambil pemerintah untuk menekan penggunaan rokok di Singapura, karena pemerintah menginginkan orang dan lingkungan Singapura lebih sehat. Asap rokok tidak hanya berbahaya bagi para perokok sendiri tetapi malah lebih berbahaya bagi orang lain sebagai perokok pasif. Pemerintah Singapura menerapkan denda bagi orang yang makan minum di sembarang tempat dengan denda $500 dan bagi perokok di sembarang tempat didenda $1000. Untuk itu pemerintah sudah menyediakan tempat khusus untuk makan minum dan merokok.

Selain Itu sepeda motor di Singapura harganya sangat mahal. Tapi itu juga merupakan kebijakan pemerintah untuk menekan populasi kendaraan roda dua tersebut. Pemerintah Singapura mendisain agar warganegaranya menggunakan angkutan “massal” jika hendak bepergian jauh. Angkutan massal mereka dinamakan MRT (Mass Rapid Transit), semacam kereta api bawah tanah yang nyaman dan tentu saja sangat bersih. Mungkin juga Singapura belajar dari Indonesia dimana sepeda motor tumbuh sangat cepat. Alhasil lalu lintas semrawut dan polusi udara pun luar biasa. Tidak hanya itu, berapa angka kecelakaan setiap harinya yang disebabkan oleh kendaraan roda dua tersebut.