Tugas
Softskill 2
A.
Individu,
Keluarga, Masyarakat
1.
Pertumbuhan
Penduduk
Pertumbuhan
penduduk adalah
perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam
jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit"
untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan
penduduk merujuk pada semua
spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara
informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan
digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk
dunia.
a.
Pengertian
Individu
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi
bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial
tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
Pada dasarnya, setiap individu
memiliki ciri-ciri
yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau
masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang
sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
b.
Pengertian
Pertumbuhan
Pertumbuhan ialah
proses pertambahan atau pembesaran sesuatu kuantiti dengan masa. Kuantiti itu
boleh jadi fizikal (seperti peningkatan ketinggian, pertambahan duit) ataupun
abstrak (kerumitan sistem, kematangan organisma).
c.
Faktor
– Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
·
Pendirian Nativistik. Menurut para
ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan
oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
·
Pendirian Empiristik dan
environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka
menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan
sedang dasar tidak berperan sama sekali.
·
Pendirian konvergensi dan interaksionisme.
Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat
menentukan pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan individu
berdasarkan psikologi
·
Masa vital yaitu dari usia 0.0
sampai kira-kira 2 tahun.
·
Masa estetik dari umur
kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
·
Masa intelektual dari kira-kria 7
tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14
·
Masa sosial, kira-kira umur 13 atau
14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
2.
Fungsi
Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
Ayah, ibu dan anak serta bebarapa orang lain yang masih terikat dalam hubungan
darah dan saling ketergantungan atau membutuhkan satu sama lain. Setiap anggota
keluarga mempunyai peranannya masing-masing. Ayah sebagai kepala keluarga
berperan melindungi istri dan anak-anaknya. Seorang ayah juga berperan sebagai
pengambil keputusan. Ibu sebagai istri berperan melindungi dan mendidik
anak-anaknya dengan penuh kasih saying. Dan anak hanya bertugas untuk berbakti
kepada orangtua dan menjalankan segala petunjuk-petunjuk atau perintah yang
telah diberikan orangtua agar bisa menjadi anak yang membanggakan.
a.
Pengertian
Keluarga
Keluarga ialah satu kumpulan manusia yang dihubungkan melalui pertalian darah, perkahwinan atau pengambilan anak angkat.
Di Barat, keluarga didefinisikan sebagai satu kumpulan manusia yang
mempunyai hubungan darah atau pertalian sah seperti perkahwinan dan pengambilan
anak angkat. Banyak ahli antropologi berpendapat istilah "darah"
perlu difahami secara metaforik kerana banyak masyarakat bukan Barat mempunyai
konsep berkeluarga yang tidak bersandarkan "darah".
b.
Fungsi
Keluarga, Individu dan Masyarakat
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil
yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini
dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan
primary group. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbgai macam
bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.
Keluarga merupakan gejala universal yang
terdapat dimana-mana di dunia ini. Sebagai gejala yang universal, keluarga
mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga .
·
Keluarga terdiri dari orang-orang
yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakt suami
dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah
hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
·
para anggota suatu keluarga biasanya
hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk sautu rumah tangga
(household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri
tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja
·
Keluarga itu merupakan satu kesatuan
orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran
suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan
·
Keluarga itu mempertahankan suatu
kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih
luas.
Dalam bentuknya yang paling dasar sebuah
keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan ditambah
dengan anak-anak mereka yang belum menikah, biasanya tinggal dalam satu rumah,
dalam antropologi disebut keluarga inti.. satu keluarga ini dapat juga terwujud
menjadi keluarga luas dengan adanya tambahan dari sejumlah orang lain, baik
yang kerabat maupun yang tidak sekerabat, yang secara bersama-sama hidup dalam
satu rumah
tangga dengan keluarga inti. Emile Durkheim
mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam karyanya : Introduction a la
sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini
muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga dalam perkawinan monogamy,
terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering juga disebut
keluarga batih atau keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga
luas berdasarkan bentuknya :
·
keluarga luas utrolokal, berdasarkan
adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga
batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
·
keluarga luas viriolokal, berdasakan
adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan
keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
·
Keluarga luas uxorilokal,
berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan
keluarga-keluarga batih/inti anak-anak perempuan
Dalam keluarga sering kita jumpai adanya
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan yagn harus dilakukan
itu biasanya disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilaksanakn didalam atau oleh keluarga itu. Macam-macam fungsi
keluarga adalah
·
Fungsi biologis
·
Fungsi Pemeliharaan
·
Fungsi Ekonomi
·
Fungsi Keagamaan
·
Fungsi Sosial
c.
Pengertian
Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society)
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam
bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup
bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani,
sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran,
perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut,
manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian.
Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu,
masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif,
yang juga disebut masyarakat peradaban.
Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang
terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya:
berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakatnegara.
Kata society berasal dari bahasa latin,
societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas
diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial.
Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya
mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
3.
Hubungan
Individu, Keluarga dan Masyarakat
a.
Makna
Individu
Manusisa adalah makhluk
individu.Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak
dapat dipisah-pisahkankan antara jiwa dan raganya tidak dapat dibagi-bagi,
tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya.
Pendapat lain bahwa manusia
sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga,
melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi
(individu) yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan
serta kelemahan-kelemahannya.
Untuk menjadi individu yang
“mandiri” harus melalui proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan
keluarga pada tahap pertama. Terbentuk dalam lingkungan keluarga secara
bertahap dan akan bertahap dan akan mengendap melalui sentuhan-sentuhan
interaksi : etika, estetika, dan moral agama.
Menurut Sigmund Freud, superego
pribadi manusia sudah mulai terbentuk pada saat manusia berumur 5-6 tahun (W.A.
Gerungan, 1980 : 29).
b.
Makna
Keluarga
Keluarga merupakan kelompok
primer yang paling penting di dalam masyarakat.
5 macam sifat terpenting :
·
Hubungan
suami-isteri.
Berlangsung seumur hidup dan mungkin
dalam waktu yang singkat saja.
·
Bentuk
perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara.
·
Susunan
nama-nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan.
Misalnya :
Di batak dihitung melalui garis
laki-laki : disebut Patrilineal.
Di Minangkabau melalui garis
wanita : disebut Matrilineal. Di mana kekuasaan terletak pada wanita.
Sistem ini disebut Avonculat.
·
Milik
atau harga benda keluarga.
·
Pada
umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama.
c.
Makna
Masyarakat
Kalau mengikuti definisi masyarakat oleh R.
Linton, maka masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah
cukup lama hidup dan bekerjasama dalam waktu lama. Mengalami proses yang
fundamental, yaitu :
·
Adaptasi dan
organisasi dari tingkah laku para anggota.
·
Timbul perasaan
berkelompok secara lambat laun atau lesprit de crops.
Masyarakat mempunyai syarat-syarat sebagai
berikut :
·
Harus ada pengumpulan
manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
·
Telah bertempat
tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu.
·
Adanya
aturanatura-aturan atau undang undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada
kepentingan dan tujuan bersama.
Manusia sejak lahir mempunyai 2
hasrat/keinginan, yaitu :
·
Keinginan untuk
menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat), ilmu
sosial,
·
Keinginan untuk
menjadi satu dengan suasana sekelilingnya.
Menurut Ellwood, faktor-faktor yang
menyebabkan manusia hidup bersama, adalah :
·
Dorongan untuk mencari
makan; penyelengaraan untuk mencari makanan itu lebih mudah dilakukan dengan
bekerjasama.
·
Dorongan untuk
mempertahankan diri; terutama pada keadaan primitif; dorongan ini merupakan
cambuk untuk kerjasama.
·
Dorongan untuk
melangsungkan jenis.
Suatu himpunan manusia supaya merupakan
kelompok sosial harus memenuhi syarat-syarat, antara lain :
·
Setiap anggotanya
harus sadar bahwa ia merupakan bagian lain kelompoknya.
·
Ada hubungan timbal
balik antara anggota-anggotanya.
·
Ada suatu faktor yang
dimiliki bersama, seperti nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang
sama, ideologi yang sama dan sebagainya.
Jadi masyarakat itu dibentuk oleh
individu-individu yang beradap dalam keadaan sadar. Individu sebagai makhluk
sosial berarti individu yang sedang mengadakan hubungan dengan alam sekitarnya,
khususnya masyarakat . Di sini manusia dengan sadar menghubungkan sikap tingkah
laku dan perbuatannya dengan individu-individu lainnya. Sehingga terbentuklah
suatu kelompok yang besar; dan apabila kelompok-kelompok itu berjalan constan,
maka itulah yang disebut masyarakat.
d.
Hubungan
Individu, Keluarga dan Masyarakat
Manusia tercipta sebagai makhluk sosial
membutukan sesama begitu juga halnya dengan keluarga, masyarakat, dan individu.
Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat apabila tidak ada individu. Individu
merupakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Demikian keluarga
dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah dimana seorang individu mengalami
proses sosialisasi yang pertama kali.
Sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa (mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk).
masyarakat itu sendiri mempunyai arti sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Dalam perkembangannya masyarakat dapat pula digolongkan menjadi masyarakat industri dan masyarakat non industri.
Masyarakat industri
Masyarakat yang pembagian kerjanya bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian masyarakat industri dengan kepandaian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu. contoh: tukang bubur, tukang sandal, tukang sepeda. dll
Masyarakat non industri
terbagi menjadi dua kelompok:
Sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa (mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk).
masyarakat itu sendiri mempunyai arti sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Dalam perkembangannya masyarakat dapat pula digolongkan menjadi masyarakat industri dan masyarakat non industri.
Masyarakat industri
Masyarakat yang pembagian kerjanya bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian masyarakat industri dengan kepandaian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu. contoh: tukang bubur, tukang sandal, tukang sepeda. dll
Masyarakat non industri
terbagi menjadi dua kelompok:
·
Kelompok Primer (face to face)
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih
intensif, lebih erat, lebih akrab. para anggota kelompok sering berdialog,
bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.
·
Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antar anggota kelompok diluar atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, Obyektif.
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antar anggota kelompok diluar atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, Obyektif.
4.
Urbanisasi
a.
Pengertian
Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua.
Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan
berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan
penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan
pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan,
dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan
jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang
tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah
satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni:
Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan
penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota.
Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat
sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke
kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam
bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan
ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang
mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun
dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik.
b.
Proses
Terjadinya Urbanisasi
Proses
Terjadinya Urbanisasi di karenakan
faktor urbanisasi, antara lain factor – factor urbanisai di bagi menjadi 3
yakni :
o
Faktor
Penarik Terjadinya Urbanisasi
·
Kehidupan
kota yang lebih modern
·
Sarana
dan prasarana kota lebih lengkap
·
Banyak
lapangan pekerjaan di kota
·
Pendidikan
sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
o
Faktor
Pendorong Terjadinya Urbanisasi
·
Lahan
pertanian semakin sempit
·
Merasa
tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
·
Menganggur
karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
·
Terbatasnya
sarana dan prasarana di desa
·
Diusir
dari desa asal
·
Memiliki
impian kuat menjadi orang kaya
o
Keuntungan
Urbanisasi
·
Memoderenisasikan
warga desa
·
Menambah
pengetahuan warga desa
·
Menjalin
kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
·
Mengimbangi
masyarakat kota dengan masyarakat desa
B.
Pemuda
dan Sosialisasi
1.
Internalisasi
Belajar dan Spesialisasi
a.
Pengertian
Pemuda
Pemuda adalah generasi
penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban moral yang
ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi
tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan
diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan
narkotika, frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah
lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan dengan “nilai” yang telah ada jika
mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.
Proses kehidupan yang
dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap
untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan
istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia
dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
b.
Pengertian
Sosialisasi
Sosialisasi diartikan sebagai
sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari
kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma
social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli :
1.
Charlotte
Buhler
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan
berfungsi dengan kelompoknya.
2.
Peter
Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3. Paul B.
Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
c.
Proses
Sosialisasi
Sosialisasi adalah
sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam
sebuah kelompok atau masyarakat.
Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi
diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
d.
Peran
Sosial Mahasiswa dan Pemuda Dalam Masyarakat
Peranan sosial
mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang
lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka
dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti
sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan
yang relatif sama dengan warga yang lain. Masyarakat merupakan pemegang kunci
dalam hubungan sosial dan ekconomi. Tapi ketika kapitalisme mendominasi,
keberadaan pasar telah berbalik 180 derajat, masyarakatlah yang menjadi bagian
dari pasar. kehidupan sehari-hari pun direduksi menjadi bisnis dan pasar.
PERAN
PEMUDA DALAM MASYARAKAT
·
Peranan
pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
·
Peranan
pemuda yang menolak unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
·
Asas
edukatif
·
Asas
persatuan dan kesatuan bangsa
·
Asas
swakarsa
·
Asas keselarasan dan terpadu
·
Asas pendayagunaan dan fungsionaliasi
3.
Pemuda
dan Identitas
a.
Masalah
– Masalah Generasi Muda
Berbagai
permasalahan generasi yang muncul pada saat ini antara lain :
·
Menurunnya
jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan masyarakat, termasuk
jiwa pemuda.
·
Kekurang
pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
·
Belum
seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik formal dan informal. Tinggimya jumlah putus sekolah yang tidak
hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan bangsa.
·
Kekurangan
lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah
pengangguran dikalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktivitas
nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional
serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
·
Kurangnya
gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan, dan pertumbuhan.
·
Masih
banyaknya perkawinan dibawah umur.
·
Pergaulan
bebas yang membahayakan sendi-sendi moral bangsa.
·
Merebaknya
penggunaan NAPZA dikalangan remaja.
·
Belum
adanya peraturanm perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dalam
rangka memecahkan permasalahan generasi muda diatas, diperlukan usaha-usaha
terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan
generasi muda sebagai subjek pembangunan. Organisasi-organisasi pemuda yang
telah berjalan baik merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan
pembangunan nasional.
b.
Potensi
Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat
pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
a.
Idealisme
dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
b.
Dinamika
dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan yang baru.
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan yang baru.
c.
Keberanian
Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko.
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko.
d.
Optimis
dan Kegairahan Semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.
Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.
e.
Sikap
Kemandirian dan Disiplin Murni
Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya agar mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya agar mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
f.
Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif, generasi muda secara relatif lebih terpeljar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi pendahulunya.
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif, generasi muda secara relatif lebih terpeljar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi pendahulunya.
g.
Keanekaragaman
dalam Persatuan dan Kesatuan.
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif. Akan tetapi, keanekaragaman masyarakat Indonesia merupakan potensi dinamis dan kreatif jika ditempatka dalam kerangka integrasi nasional yang didasarkan pada semangat sumpah pemuda serta kesamaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif. Akan tetapi, keanekaragaman masyarakat Indonesia merupakan potensi dinamis dan kreatif jika ditempatka dalam kerangka integrasi nasional yang didasarkan pada semangat sumpah pemuda serta kesamaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
h.
Patriotisme
dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI dari segala bentuk ancaman. Dengan tekad dan semangat ini, generasi muda perlu dilibatkan dalam setiap usaha dan pemantapan ketahanan dan pertahanan nasional.
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI dari segala bentuk ancaman. Dengan tekad dan semangat ini, generasi muda perlu dilibatkan dalam setiap usaha dan pemantapan ketahanan dan pertahanan nasional.
i.
Sikap
Kesatria
Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung jawab sosial yang tinngi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan dikalangan generasi muda Indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan keadilan bagi masyarakat dan bangsa.
Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung jawab sosial yang tinngi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan dikalangan generasi muda Indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan keadilan bagi masyarakat dan bangsa.
j.
Kemampuan
Penguasaan Ilmu dan Teknologi
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator terhadap lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan pendidilkan serta penerapan teknologi, baik yang maju, maupun yang sederhana.
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator terhadap lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan pendidilkan serta penerapan teknologi, baik yang maju, maupun yang sederhana.
Referensi :