Tugas Softskill ke-4
A. Pertentangan
Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan sosial dan integrasi
masyarakat sering terjadi dikalangan masyarakat. Menurut saya ini terjadi
karena setiap manusia mempunyai keperibadian yang berbeda, manusia kembar sekalipun
tidak memiliki kemampuan dan sifat yang sama. berikut dibawah ini merupakan
penjelasan lebih terperinci mengenai tema pertentangan sosial dan integrasi
masyarakat.
Pertentangan Sosial
adalah suatu kegiatan yang menentang ilmu - ilmu sosial yang biasanya
terjadi karena kesalah pahaman. contoh pertentangan sosial adalah tauran,
kerusuhan, perang antar suku dan banyak lagi. contoh yang paling sering kita
lihat adalah tauran, tauran yang sering terjadi biasanya di dasari oleh
keinginan berkuasa atas suatu tempat atau suatu barang bahkan orang.
·
Perbedaan Kepentingan
Prasangka Diskriminasi dan Ethnosentrisme
Kepentingan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu.
Tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi
kepentingannya. Ada 2 jenis kepentingan dalam diri individu yaitu
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan sosial/psikologis.
Prasangka dan diskriminasi dua hal yang ada relevansinya.
Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan, dan bahkan integrasi
masyarakat. Kerugian prasangka melalui hubungan pribadi dan akan menjalar
bahkan melembaga (turun-temurun). Jadi prasangka dasarnya pribadi dan dimiliki
bersama. Perbedaan terpokok antara prasangka dan diskriminatif adalah
prasangka menunjukkan pada aspek sikap, sedangkan diskriminatif pada tindakan.
Sikap adalah kecenderungan untuk berespons baik secara positif atau negatif
terhadap orang, obyek atau situasi.
Ethnosentrisme yaitu sikap untuk
menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran
kebudayaan sendiri. Sikap ini dianggap bahwa kebudayaan dirinya lebih unggul
dari kebudayaan lainnya. Stereotype yaitu gambaran dan ajakan
ejek. Stereotype diartikan sebagai tanggapan mengenai sifat-sifat dan waktu
pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak
lengkapnya informasi dan sifatnya yang subyektif.
·
Contoh Kasus
Pertentangan sosial Dalam Masyarakat
Ada fakta sejarah yg sangat menarik bahwa gerakan kerusuhan
yg dimotori oleh umat Kristen di mulai pada awal Nopember 1998 di Ketapang
Jakarta Pusat dan pertengahan Nopember 1998 di Kupang Nusa Tenggara Timur
kemudian disusul dgn peristiwa penyerengan umat Kristen terhadap umat Islam di
Wailete Ambon pada tanggal 13 Desember 1998. Dan 2500 massa Kristen di bawah
pimpinan Herman Parino dgn bersenjata tajam dan panah meneror umat Islam di
Kota Poso Sulawesi Tengah pada tanggal 28 Desember 1998. Apakah peristiwa ini
realisasi dari pidato Jendral Leonardo Benny Murdani di Singapura dan ceramah
Mayjend. Theo Syafei di Kupang Nusa Tenggara Timur? Tetapi yg jelas Presiden
B.J. Habibie yg menurut L.B. Murdani lbh berbahaya dari gabungan Khomaeni
Saddam Husein dan Khadafi baru berkuasa 6 bulan saja sehingga perlu digoyang
dan kalau perlu dijatuhkan.
Apabila fakta-fakta ini dikembangkan dgn lepasnya Timor-Timur
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia Gerakan Papua Merdeka dan Gerakan Aceh
Merdeka serta tulisan Huntington 1992 setelah Uni Sovyet yg menyatakan bahwa
musuh yg paling berbahaya bagi Barat sekarang adl adalah umat Islam; dan
tulisan Jhon Naisbit dalam bukunya Megatrend yg menyatakan bahwa Indonesia akan
terpecah belah menjadi 28 negara kecil-kecil; maka dapat disimpulkan bahwa
peristiwa kerusuhan-kerusuhan tersebut adl suatu rekayasa Barat-Kristen utk
menghancurkan umat Islam Indonesia penduduk mayoritas mutlak negeri ini.
Kehancuran umat Islam Indonesia berarti kehancuran bangsa Indonesia dan
kehancuran bangsa Indonesia berarti kehancuran/kemusnahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia .
Oleh krn itu penyelesaian kerusuhan/konflik Indonesia
khususnya Poso tidak sesederhana sebagaimana yg ditempuh oleh Pemerintah RI
selama ini sehingga tiga tahun konflik itu berlangsung tidak menunjukkan
tanda-tanda selesai malah memendam “bara api dalam sekam”. Hal ini bukan saja
ada strategi global di mana kekuatan asing turut bermain tetapi ada juga ikatan
agama yg sangat emosional turut berperan. Sebab agama menurut Prof. Tilich “Problem of ultimate Concern” sehingga tiap orang pasti terlibat di
mana obyektifitas dan kejujuran sulit dapat diharapkan. Karenanya penyelesaian
konflik Poso dgn dialog dan rekonsiliasi bukan saja tidak menyelesaikan konflik
tersebut sebagaimana pernah ditempuh tetapi malah memberi peluang kepada
masing-masing pihak yg berseteru utk konsolidasi kemudian meledak kembali
konflik tersebut dalam skala yg lbh luas dan sadis.
Konflik yg dilandasi kepentingan agama ditambah racun dari
luar apabila diselesaikan melalui rekonsiliasi seperti kata pribahasa bagaikan
membiarkan “bara dalam sekam” yg secara diam-diam tetapi pasti membakar sekam
tersebut habis musnah menjadi abu. Pada tanggal 28 Desember 1998 Herman
Parino membawa jemaahnya sebanyak 1.000 orang utk memasuki Kota Poso tetapi
dicegah oleh Polisi Brimob akibatnya mereka berpencar di luar Kota Poso
sebagian dari jemaat gereja meyerang Ummat Islam di desa Buyung Katedo
Kecamatan Lage Poso Kabupaten Poso. Penyerangan ini membunuh warga Muslim dan
membakar rumah-rumah orang-orang Islam. Jemaat gereja yg masih berkeliaran di
luar Kota Poso merasa belum puas terhadap penyerangan desa Buyung Katedo pada
tanggal 27 Mei 2000 maka mereka menyerang kembali umat Islam di desa tersebut
pada tanggal 3 Juli 2000 dgn jalan membunuh dgn sadis anak-anak wanita-wanita
dan orang-orang tua sebanyak 14 orang. Kemudian membakar masjid dan rumah-rumah
yg masih tersisa. Dalam
peningkatan konsolidasi umat Kristen Gereja Kristen Sulawesi Tengah membentuk
Crisis Centre GKST dipimpin oleh Pendeta Renaldy Damanik.
Tidak lama setelah Crisis Centre berdiri maka umat Kristen
menyerang Pondok Pesantren Walisongo di desa Sintuwu Lemba Poso dgn membantai
umat Islam dan membakar pondok Pesantren tersebut. Pada tanggal 6 Agustus 2001 171 orang
delegasi Pendeta Kristen yg tergabung dalam Gereja Kristen Sulawesi Tengah
mendatangi Pemerintah Daerah Kabupatan Poso utk menuntut supaya Kabupaten Poso
dibagi dua 50 % utk umat Kristen dan 50 % utk ummat Islam. Sesuai dgn
janji umat Kristen bahwa ummat Islam boleh kembali de daerah-daerah yg dikuasai
umat Kristen seperti kecamatan Tentena Poso dgn aman dan selamat; maka Drs.
Hanafi Manganti pulang ke daerah Tentena ternyata ia dibunuh dgn sadis; dan
bersamanya terbunuh pula seorang wanita muslimah. Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 6 Agustus 2001.
Pada tanggal 20 Agustus 2001 umat Islam yg sedang memetik
cengkeh di kebunnya di desa Lemoro Kecamatan Tojo Kabupaten Poso diserang oleh
50-60 orang umat Kristen yg berpakaian hitam-hitam membunuh dua orang Muslim
dan mengobrak-abrik rumah-rumah orang Islam. Pengungsi Laporan US Comitte of
Refugees tentang Indonesia yg diterbitkan Januari 2001 menyebutkan dalam
kerusuhan/konflik Poso yg terjadi selama tiga tahun belakangan ini pihak Muslim
telah menderita secara tidak seimbang. Dalam laporan itu disebutkan jumlah
pengungsi akibat konflik Poso kini sebanyak hampir 80.000 orang dan
diperkirakan 60.000 orang adl Muslim. Para pengungsi ini hidup menderita
tanpa kejelasan masa depan mereka; dan mereka kehilangan hak-haknya berupa
tanah kebun coklat cengkih kopra rumah harta benda bahkan nyawa
sanak-saudaranya. Bantuan makanan obat-obatan sangat terbatas sehingga penyakit
senantiasa menghantui mereka. Bantuan hukum umtuk meminta keadilan praktis tidak
ada. Bahkan nyawa mereka terancam tiap saat karena diserang pasukan kelelawar
Merah .
·
Definisi Integrasi
Sosial dan Integrasi Nasional
Integrasi
sosial
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang artinya kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkanpola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompoketnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
• Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
• Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang artinya kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkanpola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompoketnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
• Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
• Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
Integrasi
Nasional
Kekhawatiran tentang perpecahan (disintegrasi) nasional agaknya berangkat dari kondisi di tanah air dewasa ini yang dapat digambarkan sebagai penuh konflik danpertikaian. Gelombang reformasi telah menimbulkan berbagai kecederungan dan realitas baru, seperti dihujat dan dibongkarnya format politik Orde Baru, munculnyaaliansi ideologi dan politik yang ditandai dengan menjamurnya partai politik baru, lahirnya tuntutan daerah di luar Jawa agar mendapatkan otonomi yang lebih luas atau merdeka sendiri, serta terjadinya konflik dan benturan antara etnik dengan segala permasalahannya. Saat negeri ini belum bisa mengatasi krisis nasional yang masih berlangsung, terutama krisis ekonomi, fenomena politik dewasa ini telah benar-benar meningkatkan derajat kekhawatiran atas kukuhnya integrasi nasionalkita. Membangun dan mempertahankan integrasi nasional adalah agenda yang belum terselesaikan. Untuk melakukannya diperlukan konsistensi, kesungguhan, dan sekaligus kesabaran. Agar upaya pembinaan itu efektif dan berhasil, diperlukan pula tatanan,perangkat dan kebijakan yang tepat. Rancangan yang hendak kita bangun dalam upaya memperkukuh integrasi nasional paling tidak menyangkut lima faktor penting.
Pertama, membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran, dan kehendak untuk bersatu. Kedua, menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus. Ketiga, membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan pada nilai dan norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa. Keempat, merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam segala aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan semua pihak. Kelima, upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan efektif.
Kekhawatiran tentang perpecahan (disintegrasi) nasional agaknya berangkat dari kondisi di tanah air dewasa ini yang dapat digambarkan sebagai penuh konflik danpertikaian. Gelombang reformasi telah menimbulkan berbagai kecederungan dan realitas baru, seperti dihujat dan dibongkarnya format politik Orde Baru, munculnyaaliansi ideologi dan politik yang ditandai dengan menjamurnya partai politik baru, lahirnya tuntutan daerah di luar Jawa agar mendapatkan otonomi yang lebih luas atau merdeka sendiri, serta terjadinya konflik dan benturan antara etnik dengan segala permasalahannya. Saat negeri ini belum bisa mengatasi krisis nasional yang masih berlangsung, terutama krisis ekonomi, fenomena politik dewasa ini telah benar-benar meningkatkan derajat kekhawatiran atas kukuhnya integrasi nasionalkita. Membangun dan mempertahankan integrasi nasional adalah agenda yang belum terselesaikan. Untuk melakukannya diperlukan konsistensi, kesungguhan, dan sekaligus kesabaran. Agar upaya pembinaan itu efektif dan berhasil, diperlukan pula tatanan,perangkat dan kebijakan yang tepat. Rancangan yang hendak kita bangun dalam upaya memperkukuh integrasi nasional paling tidak menyangkut lima faktor penting.
Pertama, membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran, dan kehendak untuk bersatu. Kedua, menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus. Ketiga, membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan pada nilai dan norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa. Keempat, merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam segala aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan semua pihak. Kelima, upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan efektif.
·
Masalah – Masalah Dalam
Integrasi Sosial
Integrasi
memiliki arti gabungan atau penggabungan. Segala sesuatu yang berintegrasi akan
menjadi lebih kuat sehingga tujuan yang diinginkan akan menjadi lebih cepat
tercapai. Manusia merupakan makhluk social yang saling membutuhkan sehingga
kita tidak akan pernah lepas dari peran orang lain yang membantu hidup kita
walaupun peran orang tersebut tidak terlihat kasat mata oleh kita. Yang
dimaksud kasat mata contohnya adalah makanan yang kita makan seperti nasi
berasal dari beras dan padi, padi ditanam oleh petani. Petani tersebut berasal
dari luar kota sehingga tanpa kita sadari petani berperan sangat penting dalam
kelangsungan kehidupan kita walaupun kita jarang melihat petnai tersebut
menanam padi.
Banyak
permasalahan social yang terjadi dimasyarakat saat-saaat ini. Dari kemiskinan,
kesenjangan social, kurangnya lapangan kerja, buruk nya sarana dan prasarana
penunjang hidup, dan ketidak adilan hokum antara rakyat jelata dan orang yang
memiliki kekuasaan dan jabatan.
Dari
waktu ke waktu masyarakat sudah mulai sadar bahwa permasalahan social tersebut
harus ditemukan jalan keluar. Para masyarakat berusaha mencari jalan keluar
bagaimana mereka keluar dari permasalahan tersebut. Dari kemiskinan para
masyarakat berusaha menuntut kepada pemerintah agar mereka disediakan lapangan
pekerjaan oleh pemerintah. Tapi apakah dalam masalah ini integrasi masyarakat
berperan penting dalam memberantas kemiskinan ? mungkin dengan masyarakat
berintegrasi maka permasalahan yang ada akan mejadi lebi mudah dihadapi
sehingga masalah yang ada akan lebih mudah dihadapi.
Pada
saat ini integrasi sangat bias dirasakan di kasus seorang ibu yang mengeluh
perawatan sebuah rumah sakit di sebuah email kepada teman-temannya dan dituntut
oleh pihak rumah sakit tersebut dengan tuntutan pencemaran nama baik dan ibu
tersebut harus membayar sejumlah uang akibat tuntutan tersebut. Para masyarakat
melihat kasus ini merupakan sesuatu yang tidak adil dalam hokum di masyarakat
dan masyarakat dari seluruh indonesia berintegrasi agar dapat membantu ibu tersebut
yang menjadi kekejaman ketidak adilan hokum.Para masyarakat berintegarsi
mengumpulkan uang dan hasilnya lebih dari cukup.
Dan
pada masa orde baru pun masyarakat seluruh Indonesia berintegrasi agar masa
orde baru diturunkan. Dengan masyarakat berintegrasi maka behasil lah keinginan
rakyat agar lepas dari pemerintahan orde baru.
Jadi
integarsi itu merupakan sesuatu yang berpengaruh untuk kemajuan bangsa dan
Negara dan berintegrasi merupakan salah satu cara agar aspirasi rakyat
didengar. Dengan berintegarsi masyarakat menajdi akan lebih percaya diri dan
berasa yakin bahwa sesungguhnya mereka mampu dan memiliki peran penting dalam
berlangsungnya pemerintahan saat ini
B. Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan
·
Pengertian Ilmu
Pengetahuan
Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia
adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu
(Admojo, 1998). Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized
knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad
ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau
inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti
metafisika.
Berdasarkan definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip
yang berbeda antara ilmu dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah keseluruhan
pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat
juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, tanpa
memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan
tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini
landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan
tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji
lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan
berdasarkan pengalaman belaka (Supriyanto, 2003).
·
Sebutkan 4 hal Sikap
Yang ilmiah
-
Mampu Membedakan Fakta dan
Opini
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai
bukti-bukti ilmiah dandapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan
opini adalahpendapat pribadi dari seseorang yang tidak dapat
dibuktikankebenarannya sehingga di dalam melakukan studi kepustakaan,
seorangpeneliti hendaknya mampu membedakan antara fakta dan
opini agarhasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkankebenarannya.
-
Berani dan Santun dalam
Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi
Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah
hati ketikaberada dalam satu ruang dengan orang lain. Begitu juga pada
saatbertanya, berargumentasi, atau mempertahankan hasil penelitiannya
akansenantiasa menjunjung tinggi sopan santun dan
menghindari perdebatansecara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap
berani mempertahankankebenaran yang diyakininya karena yakin bahwa
pendapatnya sudahdilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.
-
Mengembangkan
Keingintahuan
Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia
selalu berusahamemperluas pengetahuan dan wawasannya, tidak ingin
ketinggalaninformasi di segala bidang, dan selalu berusaha mengikuti
perkembanganilmu pengetahuan yang semakin hari semakin canggih dan modern.
-
Kepedulian terhadap
Lingkungan
Dalam melakukan penelitian, peneliti yang baik
senantiasa peduliterhadap lingkungannya dan selalu berusaha agar
penelitian yangdilakukannya membawa dampak yang positif bagi lingkungan dan
bukan sebaliknya.
·
Pengertian Teknologi
Teknologi
adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan
semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada.
Teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk
mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi.
Selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, teknologi juga memiliki berbagai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik.
Selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, teknologi juga memiliki berbagai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik.
·
Ciri – Ciri Fenomena
Teknik Pada Masyarakat
Fenomena
teknik pada masyarakat masa kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki
ciri-ciri sebagia berikut :
-
Rasionalistas,
artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional
-
Artifisialitas,
artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
-
Otomatisme,
artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis.
Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis
menjadi kegiatan teknis
-
Teknik
berkembang pada suatu kebudayaan
-
Monisme,
artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
-
Universalisme,
artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat
menguasai kebudayaan
-
otonomi
artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
·
Ciri – Ciri teknologi
barat
-
Serba intensif dalam
segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja dan lain-lain, sehingga
lebih akrab dengan kaum elit daripada dengan buruh itu sendiri.
-
Dalam struktur sosial,
teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
-
Kosmologi atau
pandangan teknologi Barat adalah: menganggap dirinya sebagai pusat yang lain.
·
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain.
Garis
kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal:
-
Persepsi
manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
-
Posisi
manusia dalam lingkungan sekitar
-
Kebutuhan
objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi Persepsi manusia terhadap
kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat
istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki.
Dalamhal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah.
Terhadap posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok
yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah
masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara
manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan
nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat
pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.
·
Ciri – Ciri Manusia
Yang Hidup Dibawah Garis Kemiskinan
Berdasarkan
ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri
sebagai berikut :
-
Tidak
memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
-
Tidak
memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri,
seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
-
Tingkat
pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
-
Kebanyakan
tinggal di desa sebagai pekerja bebas
-
Banyak
yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
·
Fungsi Kemiskinan
Jika
kita menganut teori fungsionalis dan statistika (Davis), maka kemiskinan
memiliki sejumlah fungsi :
-
Fungsi
ekonomi : penyediaan dana untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial,
membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas.
-
Fungsi
sosial : menimbulakan altruisme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber
imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain
dan merangsang munculnya badan amal.
-
Fungsi
kultural : sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi
sastrawan dan memperkaya budaya saling mengayomi antara sesama manusia.
-
Fungsi
politik : sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk saling
bersaing bagi kelompok lain.
C. Agama
– Agama Masyarakat
·
Fungsi Agama Dalam
Masyarakat
1. Sumber pedoman hidup
2. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan tuhannya ataupun manusia dengan manusia
3. Tuntunan tentang kebenaran atau kesalahan
4. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
5. Pedoman untuk menanamkan keyakian
6. Pedoman keberadaan
7. Pengungkapan estetika (keindahan)
8. Pedoman untuk rekreasi dan hiburan
9. Memberikan identitas pada manusia sebagai umat suatu agama
1. Sumber pedoman hidup
2. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan tuhannya ataupun manusia dengan manusia
3. Tuntunan tentang kebenaran atau kesalahan
4. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
5. Pedoman untuk menanamkan keyakian
6. Pedoman keberadaan
7. Pengungkapan estetika (keindahan)
8. Pedoman untuk rekreasi dan hiburan
9. Memberikan identitas pada manusia sebagai umat suatu agama
·
Sebutkan Dimensi
Komitmen Agama
Perkembangan
iptek mempunyai konsekuensi penting bagi agama.Sekulerisai cenderung
mempersempit ruang gerak kepercayaan dan pengalaman keagamaan. Kebanyakan agama
yang menerima nilai- nilai institusional baru adalah agama – agama aliran semua
aspek kehidupan.
Dimensi komitmen agama menurut Roland Robertson:
Dimensi komitmen agama menurut Roland Robertson:
-
dimensi keyakinan
mengandung perkiraan/harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan
teologis tertentu.
-
Praktek agama mencakup
perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama
secara nyata.
-
Dimensi pengerahuan,
dikaitkan dengan perkiraan.
-
Dimensi pengalaman
memperhitungkan fakta, semua agama mempunyai perkiraan tertentu.
-
Dimensi konsekuensi
dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.
·
3 Tipe Kaitan Agama
Dalam Masyarakat
Kaitan
agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak
menggambarkan sebenarnya secra utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954) :
a. Masyarakat
yang terbelakang dan nilai-nilai sakral.
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyrakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya :
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyrakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya :
1. Agama
memasukkan pengaruhnya yang sacral ke dalam system nilai masyarakat secra
mutlak.
2. Dalam
keadaan lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama jelas menjadi
fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara
keseluruhan.
b. Masyarakat
praindustri yang sedang berkembang.
Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi darpada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada system nilai dalam tiap mayarakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sacral dan yang sekular itu sedikit-banyaknya masih dapat dibedakan.
Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi darpada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada system nilai dalam tiap mayarakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sacral dan yang sekular itu sedikit-banyaknya masih dapat dibedakan.
·
Jelaskan Tentang
Pelembagaan Agama, Konflik Agama Dalam Masyarakat
Pelembagaan
agama adalah suatu tempat atau lembaga untuk membimbing, membina dan mengayomi
suatu kaum yang menganut agama.
Pelembagaan
Agama di Indonesia yang mengurusi agamanya
1. Islam : MUI
MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 juli 1975 di Jakarta, Indonesia.
1. Islam : MUI
MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 juli 1975 di Jakarta, Indonesia.
2.
a. Kristen : Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI)
PGI (dulu disebut Dewan Gereja-gereja di Indonesia – DGI) didirikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta sebagai perwujudan dari kerinduan umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja sebagai Tubuh Kristus yang terpecah-pecah. Karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan pembentukannya adalah “mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.”
b. Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI atau Kawali) adalah organisasi Gereja Katolik yang beranggotakan para Uskup di Indonesia dan bertujuan menggalang persatuan dan kerja sama dalam tugas pastoral memimpin umat Katolik Indonesia. Masing-masing Uskup adalah otonom dan KWI tidak berada di atas maupun membawahi para Uskup dan KWI tidak mempunyai cabang di daerah. Keuskupan bukanlah KWI daerah. Yang menjadi anggota KWI adalah para Uskup di Indonesia yang masih aktif, tidak termasuk yang sudah pensiun. KWI bekerja melalui komisi-komisi yang diketuai oleh Uskup-Uskup. Pada 2006 anggota KWI berjumlah 36 orang, sesuai dengan jumlah keuskupan di Indonesia (35 keuskupan) ditambah seorang uskup dari Ambon (Ambon memiliki 2 uskup)
3. Hindu : persada
Parisada Hindu Dharma Indonesia ( Parisada ) ialah: Majelis tertinggi umat Hindu Indonesia.
PGI (dulu disebut Dewan Gereja-gereja di Indonesia – DGI) didirikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta sebagai perwujudan dari kerinduan umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja sebagai Tubuh Kristus yang terpecah-pecah. Karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan pembentukannya adalah “mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.”
b. Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI atau Kawali) adalah organisasi Gereja Katolik yang beranggotakan para Uskup di Indonesia dan bertujuan menggalang persatuan dan kerja sama dalam tugas pastoral memimpin umat Katolik Indonesia. Masing-masing Uskup adalah otonom dan KWI tidak berada di atas maupun membawahi para Uskup dan KWI tidak mempunyai cabang di daerah. Keuskupan bukanlah KWI daerah. Yang menjadi anggota KWI adalah para Uskup di Indonesia yang masih aktif, tidak termasuk yang sudah pensiun. KWI bekerja melalui komisi-komisi yang diketuai oleh Uskup-Uskup. Pada 2006 anggota KWI berjumlah 36 orang, sesuai dengan jumlah keuskupan di Indonesia (35 keuskupan) ditambah seorang uskup dari Ambon (Ambon memiliki 2 uskup)
3. Hindu : persada
Parisada Hindu Dharma Indonesia ( Parisada ) ialah: Majelis tertinggi umat Hindu Indonesia.
4.
Budha : MBI
Majelis Buddhayana Indonesia adalah majelis umat Buddha di Indonesia. Majelis ini didirikan oleh Bhante Ashin Jinarakkhita pada hari Asadha 2499 BE tanggal 4 Juli 1955 di Semarang, tepatnya di Wihara Buddha Gaya, Watugong, Ungaran, Jawa Tengah, dengan nama Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI) dan diketuai oleh Maha Upasaka Madhyantika S. Mangunkawatja.
Majelis Buddhayana Indonesia adalah majelis umat Buddha di Indonesia. Majelis ini didirikan oleh Bhante Ashin Jinarakkhita pada hari Asadha 2499 BE tanggal 4 Juli 1955 di Semarang, tepatnya di Wihara Buddha Gaya, Watugong, Ungaran, Jawa Tengah, dengan nama Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI) dan diketuai oleh Maha Upasaka Madhyantika S. Mangunkawatja.
5.
Konghucu : MATAKIN
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (disingkat MATAKIN) adalah sebuah organisasi yang mengatur perkembangan agama Khonghucu di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1955.
Keberadaan umat beragama Khonghucu beserta lembaga-lembaga keagamaannya di Nusantara atau Indonesia ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, bersamaan dengan kedatangan perantau atau pedagang-pedagang Tionghoa ke tanah air kita ini. Mengingat sejak zaman Sam Kok yang berlangsung sekitar abad ke-3 Masehi, Agama Khonghucu telah menjadi salah satu di antara Tiga Agama Besar di China waktu itu; lebih-lebih sejak zaman dinasti Han, atau tepatnya tahun 136 sebelum Masehi telah dijadikan Agama Negara .
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (disingkat MATAKIN) adalah sebuah organisasi yang mengatur perkembangan agama Khonghucu di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1955.
Keberadaan umat beragama Khonghucu beserta lembaga-lembaga keagamaannya di Nusantara atau Indonesia ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, bersamaan dengan kedatangan perantau atau pedagang-pedagang Tionghoa ke tanah air kita ini. Mengingat sejak zaman Sam Kok yang berlangsung sekitar abad ke-3 Masehi, Agama Khonghucu telah menjadi salah satu di antara Tiga Agama Besar di China waktu itu; lebih-lebih sejak zaman dinasti Han, atau tepatnya tahun 136 sebelum Masehi telah dijadikan Agama Negara .
·
Contoh Kasus Konflik
Agama Dalam Masyarakat
Konflik Maluku, Poso, ditambah sejumlah kasus terpisah
di berbagai tempat di
mana kaum Muslim terlibat konflik secara langsung dengan umat Kristen adalah
sejumlah contoh konflik yang –sedikit
banyak- dipicu oleh perbedaan konsep di antara kedua agama ini. Perang Salib
(1096-1271) antara umat Kristen Eropa dan Islam, pembantaian umat Islam di
Granada oleh Ratu Isabella ketika mengusir Dinasti Islam terakhir di Spanyol,
adalah konflik antara Islam dan Kristen yang terbesar sepanjang sejarah.
Catatan ini, mungkin akan bertambah panjang, jika intervensi Barat (Amerika dan
sekutu-sekutunya) di dunia Islam dilampirkan pula di sini.
Pandangan stereotip satu kelompok terhadap kelompok
lainnya, biasanya menjadi satu hal yang muncul bersamaan dengan terdengarnya
genderang permusuhan, yang diikuti oleh upaya saling serang, saling membunuh,
membakar rumah-rumah ibadah seteru masing-masing, dan sebagainya. Umat Islam dipandang
sebagai umat yang radikal, tidak toleran, dan sangat subjektif dalam memandang
kebenaran yang –boleh
jadi- terdapat pada umat.sementara umat Kristen dipandang sebagai umat yang
agresif dan ambisius yang bertendensi menguasai segala aspek kehidupan dan
berupaya menyebarkan pesan Yesus yang terakhir, “Pergilah ke seluruh dunia dan
kabarkanlah Injil kepada seluruh makhluk!” (Martius 16: 15)
Sebagian kalangan berpendapat bahwa perbedaan konsep
keagamaanlah yang menjadi sumber konflik utama antara umat manusia. Tidak dapat
dimungkiri bahwa sejumlah teks keagamaan memang mengatur masalah kekerasan
dan peperangan. Dalam tradisi Judeo-Christian, Yehweh –sebutan Tuhan dalam
Bibel- digambarkan sebagai “God of War”, sebagaimana diterangkan dalam Mazmur
18: 40- 41, “
(40)
Engkau telah mengikat pingggangku dengan keperkasaan untuk berperang; Engkau
tundukkan ke bawah kuasaku orang yang bangkit melawanku. (41) Kau buat musuhku
lari dari aku, dan orang-orang yang membenci aku kubinasakan.”
Dalam Islam juga dikenal konsep jihad yang dalam
sejumlah hal berarti qital (peperangan). Maka, sebagian pengamat
melihat, agama adalah sumber
konflik, atau setidaknya memberikan legitimasi terhadap berbagai konflik
sosial. Ferguson (1977) mencatat, “Every major religious tradition includes its
justification for violence”. Sebagian lain menyimpulkan bahwa agama-agama
memberikan ajaran dan contoh-contoh yang melegitimasi pembunuhan. Dalam tradisi
Islam dan Kristen (bahkan Yahudi), kata mereka, Tuhan membunuh masyarakat, dan
memerintahkan masyarakat untuk melakukan hal yang sama.
Cara
pandang terhadap agama dengan menempatkan agama sebagai sumber konflik, telah
menimbulkan berbagai upaya menafsirkan kembali ajaran agama dan kemudian
dicarikan titik temu pada level tertentu, dengan harapan konflik di antara umat
manusia akan teredam jika faktor “kesamaan agama” itu didahulukan. Pada level
eksoteris-seperti aspek syari’ah- agama-agama memang berbeda, tetapi pada level
esoteris, semuanya sama saja. Semua agama kemudian dipandang sebagai jalan yang
sama-sama sah untuk menuju kepada Tuhan, termasuk Islam dan Kristen.
Referensi :